Senin, 04 Juli 2016

Karya Siswa-siswi SMTA PSKD



Renungan

Berdiri Teguh Dalam Kebenaran

“Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat,
tetapi nama orang fasik menjadi buruk”
Amsal 10:1-7

            Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata ‘benar’ atau ‘kebenaran’. Kebenaran adalah hal yang positif yang seharusnya kita lakukan. Walaupun Tuhan sering mengajari kita agar kita melakukan kebenaran, namun kita jarang melakukan kebenaran. Kita hanya akan melakukan suatu kebenaran apabila hal tersebut sesuai dengan kehendak kita.
            Orang benar adalah orang yang mengerti cara hidup yang benar, termasuk memilih hal yang benar sekalipun ada tawaran-tawaran yang sangat menggiurkan untuk melakukan hal yang tidak benar. Orang benar adalah orang yang tidak takut dengan resiko yang dihadapi ketika ia memilih untuk tetap berada di jalur yang benar. Tuhan pun tahu cara menghargai umat-Nya yang tetap teguh berdiri demi kebenaran sekalipun seluruh dunia melakukan hal sebaliknya. Dunia ini sedang berusaha memutarbalikan kebenaran. Hal-hal yang dahulu dianggap benar, sekarang bisa menjadi dianggap salah. Maka beranilah memilih untuk tetap melakukan kebenaran dengan resiko harus kehilangan semua yang kita punya. Pilihan yang tidak popular sekaligus dihindari oleh banyak orang, tetapi bernilai tinggi di mata Tuhan. Dan kita harus percaya bahwa orang yang menyatakan kebenaran akan mendapat berkat yang begitu melimpah.

Banyak yang salah jalan tetapi merasa tenang karena banyak teman yang sama-sama salah. Tetapi beranilah menjadi benar meskipun sendirian

                                                                                
                                                        *) Lidya Agatha Lumban Tobing, Kelas X SMA 2 PSKD


-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Cerpen

Malin Kundang

Dahulu kala di daerah Sumatra Barat hiduplah sebuah keluarga kecil. Pada suatu hari, sang ayah pergi mencari nafkah dan merantau untuk keluarganya namun tak kunjung pulang akhirnya sang ibu memutuskan untuk mencari nafkah demi memberi makan anaknya yang bernama Malin Kundang. Malin Kundang adalah seorang anak yang baik dan rajin membantu orang tua nya. Pada suatu ketika Malin sedang bermain, dia terjatuh dan meninggalkan bekas luka.
Seiring dengan waktu, Malin pun semakin dewasa. Dia merasa kasihan terhadap ibunya yang mencari nafkah untuknya sejak kecil, dia pun berniat untuk merantau dan mencari perkejaan agar bisa membahagiakan ibunya.
Malin pun meminta ijin untuk pergi merantau kepada ibunya dan ibunya memberi  ijin kepada Malin. Keesokan harinya pergilah Malin ke pelabuhan dan ikut merantau bersama teman-temannya. Ditengah perjalanan, kapalnya dihampiri orang jahat dan kapalnya pun diobrak-abrik. Malin selamat dari orang jahat tersebut karena dia bersembunyi didekat tumpukan kayu, namun setelah itu datanglah ombak besar yang menghancurkan kapal yang ditumpangi Malin hingga kapal tersebut hancur dan Malin pun terdampar disebuah pantai.
Setelah beberapa jam pingsan, Malin tersadar dan berjalan kedalam pulau tersebut dan dia menemukan sebuah desa yang sangat subur. Disana dia berkerja dengan giat hingga menjadi orang yang kaya raya. Dengan kemapanan yang dimiliki, Malin pun mencari gadis dari desa tersebut dan menikahinya. Kabar kesuksesan dan pernikahan Malin pun sampai ke telinga ibunya. Mendengar berita tersebut, ibunya merasa senang dan berharap Malin pulang kembali ke  kampung halaman dan bertemu dengannya.
Beberapa lama kemudian setelah Malin menikah, dia pun melakukan perjalanan dengan kapal pesiar yang dimilikinya. Saat itu ibu Malin sedang di laut dan ketika melihat kapal pesiar tersebut, ibunya yakin bahwa itu Malin terlebih saat melihat lukanya ibunya semakin yakin bahwa itu Malin. Dengan gembira, ibunya pun menyambut Malin dan memeluk Malin. Akan tetapi Malin melepaskan pelukan ibunya dan mendorong ibunya hingga terjatuh. Malin memaki ibunya dan membuat ibunya sakit hati. Melihat hal ini, istri Malin bertanya apakah benar itu ibunya, Malin tidak mau mengakui bahwa itu ibunya dia malah mengatakan bahwa ibu tersebut adalah seorang pengemis yang menginginkan hartanya. Mendengar hal tersebut ibu Malin terkejut dan merasa marah sekali karena anaknya tidak menganggapnya dan malah memakinya. Dengan amarah yang sangat besar, sang ibu pun berdoa kepada Tuhan untuk mengutuk Malin menjadi batu jika benar dia adalah anaknya. Beberapa menit kemudian terdengarlah suara gemuruh yang amat besar dan badai yang menghancurkan kapal Malin. Malin pun merasa takut dan menyesal namun penyesalannya terlambat karena tubuhnya perlahan-lahan menjadi kaku dan membentuk batu.
                                                                 *) Enny Milenia, Kelas X, SMA 2 PSKD


Tidak ada komentar:

Posting Komentar