Senin, 27 Juni 2016

Muliakan Tuhan Dengan Hidupmu!



Oleh: Ibu Suwarni

Roma 12:1 “Karena itu, saudara- saudara  demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati”
                   

Siapa yang belum tahu tentang kota besar  bernama Calcutta, yang terletak di India, di tepi salah satu muara  Sungai Gangga?

Kota besar itu diberi nama menurut nama dewi kali , dewi maut, dalam bahasa aslinya Kalikata atau Kota Kali. Setahun sekali penduduk Calcutta merayakan Kali Puja, di mana- mana terlihat patung dewi itu dengan muka hitam, lidah merah dan berlengan sepuluh. Patung-patung itu didirikan di pondok-pondok khusus, tempat persembahan sajian. 

Menjelang akhir masa kali puja, setiap patung sang dewi dihiasi bunga dan dan di buang ke dalam “ air suci “ sungai Gangga. Dua ratus tahun yang lalu ada yang lain lagi  yang juga dibuang  ke dalam sungai Gangga yaitu anak- anak kecil yang dipersembahkan kepada dewa “ air suci “, dengan membiarkan mereka mati lemas atau dimakan buaya. Dan di sepanjang tepi sungai Gangga, ada banyak tempat untuk membakar janda- janda bersama dengan jenazah almarhum suami mereka.
             
Tidak jauh dari kota Calcutta ada sebuah kota kecil bernama Serampore. Di sini pernah ada sebuah percetakan Alkitah yang biasa disebut “ Pabrik Firman Hidup di Tepi Sungai Gangga”. Produk pabrik tersebut tersebar luas ke seluruh india, bahkan ke negri – negri  lain termasuk pulau Jawa. Walau persetase orang India yang percaya sepenuhnya akan berita  Injil itu kecil, namun beritanya telah membawa pengaruh besar terhadap cara hidup rakyat di India. Lambat laun adat yang membawa maut itu terkikis habis. Selam tahun 1800 – 1832 pabrik itu telah memproduksi Alkitab dalam enam bahasa.

“Pabrik Firman Hidup di Tepi Sungai Gangga” itu dipelopori oleh seorang yang bernama William Carey. Ia mengabdikan diri untuk melayani dan menterjemahkan Alkitab ke berbagai bahasa. Meski banyak tantangan, namun Carey selalu berusaha menyelesaikan pekerjaannya dengan segala kemampuannya. Tuhanpun menolong sehingga beberapa rekannya membuka percetakan ini. Walau pendidikan awalnya sangat kurang, tetapi William Carey dengan gigih mencari ilmu. 

Sering ia bekerja di bengkel sepatu dengan buku di sampingnya. Tanpa guru dan kuliah, ia belajar bahasa asli Alkitab dan beberapa bahasa modern. Bahkan ia membuat peta dunia dari kulit binatang yang biasa dipakainya untuk membuat sepatu.

Di peta itu ia menandai bangsa- bangsa yang belum mendengar keselamatan di dalam Tuhan Yesus. Lambat laun Willian Carey berhasil mengembalikan pandangan orang Kristen di sekitarnya kepada pandangan yang benar, Yaitu bahwa Amanat Agung Tuhan Yesus berlaku sepanjang abad.

Kini “ Pabrik Firman Hidup di Tepi Sungai Gangga” yang mereka dirikan sudah tidak ada lagi. Tetapi Firman itu sendiri masih hidup samapi sekarang. Orang Kristen India yang setia selalu membawa firman ini di mana saja mereka berada dan berhasil mengikis kebiasaan   buruk masyarakat.
  
Setiap umat tebusan Tuhan seharusnya memiliki kerinduan  memuliakan Tuhan  dengan melakukan pekerjaanNya. Panggilan itu bukan hanya ditujukan kepada William Carey, tetapi juga kepada setiap orang percaya.

Sebagai manusia, tidak salah kalau kita memiliki impian – impian yang hendak kita capai. Tetapi alangkah indahnya kalau setiap impian kita, atau bahkan keberhasilan kita, ada sebauh misi untuk membawa Kabar Sukacita kepada setiap orang. Inilah bagian dari ibadah sejati, yang memuliakan Tuhan dengan tubuh yang dipersembahkan untuk kemuliaan Tuhan. “Orang percaya sejati akan memuliakan Tuhan dengan cara memberi diri untuk melakukan pekerjaan Tuhan“. 

Mari kita memuliakan Tuhan melalui peranan kita masing-masing sebagai siswa, guru atau orang tua dengan melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan sebaik-baiknya. ****

                                                                                                                      


Tidak ada komentar:

Posting Komentar